BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai calon-calon Guru yang nantinya akan menjalankan tugasnya dalam dunia pendidikan, tidak saja diperlukan kompetensi yang luas, namun diperlukan juga strategi-strategi yang harus dikuasai oleh calon-calon Guru nantinya, dalam menghadapi proses belajar mengajar di kelas nantinya dengan peserta didik. Strategi belajar mengajar yang harus dikuasai oleh calon-calon guru tersebut mencakup seperti Media Pembelajaran, bagaimana seorang guru nantinya memanfaatkan media-media yang ada dalam proses pembelajaran, selanjutnya ada Pendekatan Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Keterampilan Mengajar, dan yang terakhir ada yang namanya Model Pembelajaran.
Dalam makalah yang kami susun ini, kami akan mengajak pembaca sekalian untuk mengetahu tentang Model Pembelajaran, khususnya mengenai Model Pembelajaran Kuantum atau yang sering disebut “Quantum Teaching”. Maka dari itu judul yang makalah yang kami susun ini adalah “Model Pembelajaran Kuantum beserta Penerapannya di Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat kami simpulkan beberapa rumusan masalah, antara lain :
1.2.1 Bagaimana Konsep/Pengertian dari Pembelajaran Kuantum tersebut?
1.2.2 Bagaimana Langkah-Langkah Secara Umum dari Pembelajaran Kuantum tersebut?
1.2.3 Bagaimana penerapan Pembelajaran Kuantum dalam Mata Pelajaran Teknologi, Informasi, dan Komunikasi?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui Konsep dari Pembelajaran Kuantum, sehingga nantinya bisa digunakan dalam prose belajar mengajar.
1.3.2 Mengetahui langkah-langkah secara umum yang harus dilakukan dalam Pembelajaran Kuantum tersebut.
1.3.3 Mengetahui bagaimana penerapan Model Pembelajaran Kuantum dalam Mata Pelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.4.1 Mahasiswa sebagai calon guru nantinya mengetahui bagaimana konsep daripada Model Pembelajaran Kuantum tersebut, sehingga nantinya bisa diterapkan.
1.4.2 Mahasiswa sebagai calon guru mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Pembelajaran Kuantum.
1.4.3 Mahasiswa sebagai calon guru mampu menerapkan Model Pembelajaran Kuantum dalam Bidang Ilmu, khususnya Mata Pelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembelajaran Quantum
Quantum teaching pertama kali dikembangkan oleh Bobbi De Porter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang terkenal dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Adapun tujuan dari Pembelajaran Quantum adalah Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak, untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran Quantum berpangkal pada psikologi kognitif, dan bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai, pembelajaran kuantum juga bersifat humanistis dan lebih konstruktivistis.
2.2 Langkah-Langkah Secara Umum
Langkah- langkah dalam penerapan metode pembelajaran kuantum diurutkan menjadi : (1) Pengkondisian awal, (2) Penyusunan rancangan pembelajaran, (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum, dan (4) Evaluasi.
1. Pengkondisian awal
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan ketrampilan belajar.
2. Penyususnan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3. Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.
(1). Penumbuhan minat
Penumbuhan minat siswa untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Pengaturan tempat duduk juga dilakukan dengan tidak monoton setiap pertemuan. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang tidak membosankan dalam pembelajaran. Penyampaian materi juga diberikan dengan berbagai ilustrasi gambar yang menarik seperti menempelkan gambar percobaan ciri-ciri koloid, efek Tyndall, gerak Brown yang dipasang di papan tulis. Selain materi teori, siswa diajak untuk melakukan praktikum di laboratorium kimia dasar.
(2). Pemberian pengalaman umum
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari, selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
(3). Penamaan atau penyajian materi
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal, untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator
(4). Demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa
Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tentang pengalaman yang telah diperoleh siswa, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa.
(5). Pengulangan yang dilakukan oleh siswa
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa.
(6). Perayaan atas usaha siswa
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar.
4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap berikut ini :
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan pada pokok bahasan kimia koloid.
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
Langkah- langkah pembelajaran tersebut diatas dilakukan pada setiap pertemuan dengan materi yang sesuai dengan rencana pembelajaran.
2.3 Penerapan Model Pembelajaran Kuantum dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Model Pembelajaran Kuantum sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi dimana pelajaran TIK yang sebagian besar adalah praktikum, tahapan-tahapan model pembelajaran Kuantum pada mata pelajaran TIK misalnya pada pada mareri “Membuat Presestasi dengan Menggunakan Microsoft Office Power Point 2007” adalah sebagai berikut:
Dalam tahap ini, Guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. Misalnya, pada materi Pengenalan Microsoft Powerpoint, seorang Guru dapat memperlihatkan contoh penggunaan Powerpoint tersebut, misalnya animasi gambar yang bergerak, sehingga peserta didik akan berpikir bagaimana cara membuat animasi tersebut sehingga bisa terlihat seperti hidup. Berawal dari pemikiran peserta didik tersebut, maka peserta didik nantinya akan berusaha untuk mencari lebih jauh dari sumber mana saja, secara tidak langsung berarti bahwa peserta didik tersebut
- Pemberian pengalaman umum,
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan Power Poin, apakan ada siswa yang sebelum materi ini diajarkan dia sudah mengenal Power Point atau sudah pernah membuat presestasi dengan Power Point sehingga ada motivasi dari siswa yang pernah mengenal atau yang pernah menggunakan Power Point untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi yang sama sekali belum pernah mengenal Power Point menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk mempelajarinya. Selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa untuk membuat presentasi menggunakan Power Point dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
- Penamaan atau penyajian materi,
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi Power Point lebih lengkap dan jelas setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapatkan, sehingga penanaman siswa tentang materi tersebut lebih lengkap, tidak hanya sebatas pengalaman dengan praktek, tapi juga secara konsep. Dengan harapan penguasaan materi dari siswa lebih maksimal dan menghindari dari kebosanan dari siswa dalam menerima pelajaran.
- Demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa,
Demonstrasi dilakukan dengan memeberi kesempatan untuk siswa mempresentasikan hasil kerja pembuatan media presentasi menggunakan Power Point kepada guru serta temannya. Ini diharapkan percaya diri dari siswa itu meningkat apalagi setelah menujukan hasil karya yang dibuatnya, juga dapat menjadikan siswa tersebut lebih penasaran ingin mempelajari Power Poin lebih dalam.
- Pengulangan yang dilakukan oleh siswa,
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktekan langsung.
- Perayaan/penghargaan atas usaha siswa
Perayaan merupakan bentuk penghargaan dan motivasi yang diberikan kepada siswa dalam bentuk pujian setelah mendemonstrasikan hasil presentasi menggunakan Power Point yang dibuat oleh siswa atau saat menjawab pertanyaan dari guru. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih membuat media presentasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Model Pembelajaran Kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah.
3.1.2 Langkah-langkah umum yang harus dilakukan Guru dalam menggunakan model pembelajaran Kuantum meliputi Pengkondisian awal, Penyusunan rancangan pembelajaran, Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum, dan Evaluasi.
3.1.3 Model Pembelajaran Kuantum sangat cocok diterapkan dalam mata pelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
3.2 SARAN
Saran dari kelompok kami adalah agar semua Calon Guru nantinya bisa mengerti dan mampu menerapkan Konsep Pembelajaran Kuantum yang baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku terutama untuk pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
DAFTAR ISI
Wiratmoyo, Wahyu. 2005. Pengruh Keaktifan Siswa Pada Metode Pembelajaran Kuantum Terhadap Prestasi Belajar Kimia Dasar I Kelas X Pokok Bahasan Kimia Koloid Di SMK KIMIA INDUSTRI THERESIANA SEMARANG TAHUN AJARAN 2004/2005. Iniversitas Negeri Semarang. Semarang